Definisi.Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket
dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri
atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Pembagian poros.
1. Berdasarkan pembebanannyaA. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros
transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami
beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada
shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket
rantai, dll.
B. GandarPoros
gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang.
Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban
lentur.
C. Poros spindlePoros
spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya pada
poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran.
Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial
load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila deformasi
yang terjadi pada poros tersebut kecil.
2. Berdasar bentuknya
A. Poros lurus
B. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
Ditinjau
dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan, poros
merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil
hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah
momen putar).
Hal-hal yang harus diperhatikan.
1. Kekuatan poros
Poros
transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam
perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan
poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros
yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban
tersebut.
2. Kekakuan porosMeskipun
sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan
tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin
(vibration) dan suara (noise).
Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan
poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila
putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada
mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran
normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi
disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar,
motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam
perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros
tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. KorosiApabila
terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada
pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari
bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material porosPoros
yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan
kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa
diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja
khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus
tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan
pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh
kekuatan yang sesuai.
Perhitungan diameter poros.
1. Pembebanan tetap (constant loads)A. Poros yang hanya terdapat momen puntir saja.Untuk
menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen puntir saja
(twisting moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
Selain
dengan persamaan diatas, besarnya momen puntir pada poros (twisting
moment) juga dapat diperoleh dari hubungan persamaan dengan
variable-variable lainnya, misalnya :
B. Poros yang hanya terdapat momen lentur saja.
Untuk
menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja
(bending moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
C. Poros dengan kombinasi momen lentur dan momen puntir.
Jika
pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen
puntir maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen
tersebut. Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure
dari material ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
1. Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya baja lunak (mild steel).
2. Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi cor (cast iron).
Pada
pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C
sebagai material poros. Terkait dengan Maximum shear stress theory atau
Guest’s theory bahwa besarnya maximum shear stress pada poros dirumuskan
:
Tegangan
geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan menggunakan
perhitungan berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari
batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik.
Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik, sesuai
dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor keamanan diambil sebesar
. Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan
6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini
dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut
akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi
tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus
diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu
diambil faktor yang dinyatakan dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0
(Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8).
2. Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)Pada
pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap
(constant loads) yang terjadi pada poros. Dan pada kenyataannya bahwa
poros justru akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang
berubah-ubah.
Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll.
yang terjadi pada poros maka ASME (American Society of Mechanical
Engineers) menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter
poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh
kelelahan karena beban berulang.
Sumber : okasatria.blogspot
Friday, 6 July 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment