❤•.¸.•´❤`•.¸•❤•.¸¸❤`•`•.¸.
Bismillahirrahmanirrahim..
❤Di Jepang, dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan.
Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya, sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.
❤ Pada suatu hari, ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan.
Karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.
Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya.
Si Ibu yang kelihatan tak berdaya, berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.
❤ Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.
❤ Justru si Ibutampak tegar, melepas kepergian anaknya
Dalam senyumnya, dia berkata,"Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa, Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini, rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat. Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah."
❤ Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras. Kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.
❤ Sahabatku, untuk diriku dan dirimu...mari kita bersama-sama merenungi dengan mata hati kita, pejamkan matamu, lalu bayangkan wajahnya yang sudah tua renta yang kita tidak tahu, apakah pada esok hari Ia masih menyapamu dengan senyumannya yang tulus?
❤ Duhai Ibuku.....
Engkau telah mengandungku di dalam rahimmu selama sembilan bulan, yang seolah-olah sembilan tahun lamanya.
❤ Engkau bersusah payah ketika melahirkanku yang hampir saja menghilangkan nyawamu
❤ Engkau telah menyusuiku dengan penuh kasih sayangmu dan Engkau hilangkan rasa kantukmu karena menjagaku.
❤ Engkau cuci kotoranku dengan tangan muliamu, Engkau utamakan diriku dari pada dirimu sendiri.
❤ Engkau jadikan pangkuanmu sebagai ayunan bagiku.
❤ Engkau memberiku semua kebaikan dan apabila aku sakit atau mengeluh tampak darimu kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihanmu dan engkau keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatiku.
❤ Seandainya dipilih antara hidupku dan kematianmu, maka engkau akan memohon kepada Allah supaya aku hidup dengan suaramu yang paling keras, dan engkau rela menukar nyawamu untuk ku....
❤ Duhai ibu...betapa banyak kebaikanmu, sedangkan aku balas dengan akhlak yang tidak baik.
❤ Engkau selalu mendo’akanku dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Lalu.......
Tatkala ibu membutuhkanku di saat dia sudah tua renta, aku jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga
Aku kenyang dalam keadaan Ia lapar.
Aku puas minum dalam keadaan Ia kehausan.
Aku mendahulukan berbuat baik kepada pendamping hidupku dan anakku dari pada ibuku.
Aku lupakan semua kebaikan yang pernah Engkau perbuat.
kenapa Berat rasanya atasku memeliharamu padahal itu adalah urusan yang mudah bagiku.
Apakah ku fikir bahwa umur ibu di sisiku umurnya panjang padahal umurnya pendek.
lalu aku tinggalkan ia dalam kesendirian untuk lebih memilh tinggal bersama istri/suamiku padahal dia tidak punya penolong selainku.
Padahal Allah telah melarangku berkata ‘ah’ tetapi itu yang selalunya kulakukan ketika engkau melarangku untuk berbuat sesuatu yang padahal itu mencelakai diriku sendiri.
❤ Sahabatku....Mari kita limpahkan kasih sayang kita kepadanya, sesungguhnya jika seorang ibu meridhai anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan terkena do’a ibunya. Wal iyyadzubillaah..
sahabatku, jangan sampai terucap dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
No comments:
Post a Comment