Pages

Ads 468x60px

Friday, 3 August 2012

Meneguhkan Budaya TEPOSELIRO Dan SOPAN SANTUN

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang senantiasa mengikuti jalan petunjuk-Nya, demikian pula semoga salam atas seluruh Nabi dan Rasul-Nya. Amien
 Pada tahun-tahun kesulitan, dijaman manusia masih miskin dan manusia belum sangat sibuk dengan urusan dunia, budaya teposeliro dan sopan santun telah menjadi pelajaran yang sangat bagus untuk diterapkan, diamalkan, diajarkan dan diwariskan dari orang tua kita kepada kita dan dapat wujud dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hidup bermasyarakat serta berbangsa. Memang suasana kemiskinan biasanya menghasilkan suasana yang demikian itu dengan sangat kentalnya.
Budaya ini memberi pengertian agar kita senang apabila orang lain mendapat kesenangan, dan kita ikut sedih bila orang lain mendapat kesedihan. Orang yang memiliki jiwa teposeliro yang tinggi maka tidak akan menyakiti orang lain dan bahkan berusaha menyenangkan orang lain, karena ia merasa senang kalau dirinya juga diberi kesenangan oleh orang lain. Dan dia benar-benar merasakan kenikmatan jiwa dengan mendapatkan pahala kemuliaan karena perbuatan memberikan kebaikan pada orang lain.
Manusia tidak akan menyusahkan orang lain, karena dirinya tidak ingin disusahkan. Tidak akan menghina dan mencemarkan orang lain, karena dirinya tidak ingin dihina dan dicemarkan. Tidak ingin melaknat dan mengutuk orang lain, karena dirinya tidak ingin mendapat laknat dan kutuk. Tidak ingin mempermalukan orang lain, karena dirinya tidak ingin dipermalukan, dst.
Demikian pula sopan santun, orang akan suka kalau dihormati oleh orang lain, maka sebaliknya ia akan bersikap menghormati juga kepada orang lain. Kita merasa senang kalau bila diberi dan disayangi oleh orang lain, maka kitapun bersikap suka memberi dan menyayangi orang lain, dst, dst.
Budaya tepo seliro, dan sopan santun ternyata suatu budaya yang tinggi, ekspresi hati dan tubuh yang spontan dari sosok manusia yang memiliki jiwa yang suci dan bersih, yang waktu-waktu hidupnya dipenuhi dengan banyak selalu berbakti kepada Allah, Tuhan yang Maha Mulia.
Bila manusia melazimi kebutuhan utama jiwa, yaitu selalu bertasbih mengagungkan Allah SWT, dan selalu tunduk patuh dan taat kepadaNya maka pribadi teposeliro dan sopan santun akan menyatu dalam segala penampilannya. Penampilan yang iklash mencari kemuliaan disisi Allah saja.
Allah mencintai orang yang beraklaq mulia. Orang yang beraklaq mulia akan dimasukkan kedalam surga dekat dengan para Nabi dan Rasul. Akhlaq yang tinggi adalah akhlaq orang memiliki hikmah kebijaksanaan sebagaimana Allah firmankan
.
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (QS. 2:269)
Karena itu Allah memberikan pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. 3:148)
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. 16:128)
.
Demikian juga di dalam hadist Rasulullah Muhammad SAW disampaikan yang artinya :
.
Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai bagi saudaranya (sesama muslim) segala sesuatu yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)
Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)
Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)
.
Akhlaq yang mulia adalah akhlaq manusia yang mulia, akhlaq yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang dekat kepada Allah, baik itu para Nabi atau orang-orang yang rajin beribadah dan berbakti kepada Allah. Seluruh Nabi dan Rasul semuanya diberi hikmah oleh Allah diantaranya Allah firmankan
.
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. (QS. 3:48)
Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepandanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. 12:22)
dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, (QS. 21:74)
(Ibrahim berdo’a):”Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, (QS. 26:83)
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan.Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. 28:14)
.
Bagi umat Islam, untuk menjadi manusia yang berakhlaq mulia, berjiwa tepo seliro dan sopan santun yang tinggi adalah dengan memahami dan menghayati Al-Qur’an dan Al Hadist Rasulullah Muhammad SAW. Dan itu semua telah Allah kabarkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
.
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. 3:164)
Alif Laam Raa’. Inilah ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung hikmah. (QS. 10:1)
Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu).Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui. (QS. 33:34)
Demi al-Qur’an yang penuh hikmah, (QS. 36:2)
.
Sungguh Kitab Allah Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW benar-benar penuh penjelasan tentang sumber-sumber akhlaq mulia dan bagaimana agar manusia mendapatkan dirinya bisa menjadi orang yang bisa berakhlaq mulia.
.
1. Sebab-sebab Kehilangan Teposeliro dan Sopan santun
Dan untuk menjawab kenapa manusia kehilangan akhlaq teposeliro dan sopan santun, Al-Qur’an juga sudah membahas dengan sangat jelas dan tuntas. Manusia yang melupakan Allah dzat Yang Maha Mulia dzat yang Maha Tinggi, maka manusia akan lupa kepada dirinya sendiri, dan lupa pula kepada kemulian dan ketinggian sifat-sifat dirinya. Sehingga berubah menjadi makhluq rendah dan hina, sekaligus sifat-sifatnya rendah dan hina. Diantara penyebab manusia menjadi makhluq yang yang rendah dan hina adalah
.

a. Lupa kepada Allah
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. 59:19)
Jiwa manusia membutuhkan siraman kasih sayang Allah, bila manusia tekun beribadah kepada Allah, maka manusia akan dapat menggapai sifat-sifat mulia dan mempertahankannya, sebaliknya bila manusia menjauh dari Allah, maka pasti manusia menuju kepada akhlaq yang rendah dan hina.
.
b. Sibuk dengan kenikmatan dunia
Mereka (yang disembah itu) menjawab:”Maha Suci Engkau tidaklah patut bagi kami mengambil selain Engkau (jadi) pelindung, akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa mengingat (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa.” (QS. 25:18)
Sibuknya manusia untuk terpana dengan dunia, akan menghabiskan waktu hidupnya untuk terpikat dengan dunia, dunia yang begitu mengesan di dalam hati akan menggeser kecintaan hati manusia kepada Allah, sehingga waktu-waktu di dunia tersita dengan mabuk keindahan dunia dan habislah waktunya, sehingga waktu-waktu untuk beribadah mengagungkan Allah menjadi terabaikan.
.
c.Memuaskan bujukan hawanafsu
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38:26)
Menikmati kelezatan dunia sering membuat hati tergelincir kepada kenikmatan-kenikmatan dunia yang berkwalitas rendah, ibarat orang asyik bermain ski salju maka semakin dinikmati semakin menuju jalan menurun, jalan-jalan menurun yang menjauh dari Allah Tuhan Yang Maha Tinggi, dan bergerak menuju kerendahan.
.
d.Mengikuti jalan syaitan
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi. (QS. 58:19)
Jalan-jalan syaitan memang jalan-jalan licin dan penuh tipu daya. Bujukan hawa nafsu sudah cukup menggelincirkan, sehingga banyak manusia yang melewati batas dan mengghabiskan hidupnya untuk tergelincir. Bujukan syaitan ibarat amplifier yang dapat melipat gandakan bujukan hawa nafsu menjadi semakin membakar dan menggelora di hati. Dan manusia yang terbakar dengan bujukan syaitan pasti diajak menjauh dari Allah dan diajak untuk tersesat dari jalan Allah.
Melupakan Bertasbih kepada Allah, lupa beribadah kepada Allah, biasanya dipicu oleh nikmatnya hidup di dunia, manusia semakin sibuk menghadapi aktifitas kesenangan hidup di dunia, dan membawanya lupa kepada tujuan hidup, lupa kepada bagaimana mengisi aktifitas hidup, dan bagaimana menyiapkan jalan akhir kehidupan, serta bagaimana mengisi hidup dengan kwalitas yang tinggi yang dirdhoi oleh Allah sang Pemrakarsa kehidupan di seluruh Alam.
Proses berjalan dari, sibuk kepada kelezatan menikmati indahnya dunia yang memikat, dilanjutkan dengan melupakan kehidupan yang haqiqi di akherat, sekaligus terbelok mengikuti bujukan syaitan yang aduhai menggoda dan menawan, dan untuk menyimpang dan bahkan durhaka kepada Allah dzat Yang Maha Rahman dan Rahim. Maka dosa, kelalaian, kedurhakaan, dan kekufuran menjadi aktifitas sehari-hari, dan itulah yang menjadikan manusia kehilangan akhlaq yang mulia..
Manusia yang ada pada kesesatan dan kerendahan, akan tidak lagi memiliki kepekaan jiwa, termasuk pada proses berikutnya budaya tepo seliro dan sopan santun yang begitu mulia dan tinggi akan tergusur dan bahkan dianggap sebagai perbuatan yang kuno, ketinggalan jaman, kurang gaul, kurang ilmu dan seterusnya, padahal disanalah modal persatuan, kerukunan dan kedamaian serta kebahagiaan.
.
2. Hal-Hal yang Merusak Perdamaian dan Persaudaraan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, ciri-ciri umat yang akan bercerai berai adalah, pertama, mereka menyukai perilaku binatang ternak dan yang kedua mengganggab indah dan aman akan penyimpangan yang telah dilakukan, dan akan berakhir menuju kerendahan dan pertikaian. Marilah kita uraikan dengan melihat firman-firman Allah sebagai berikut.
.
a. Berperilaku seperti binatang ternak
Manusia yang tidak mau mengikuti petunjuk Allah, dikatakan Allah sebagai manusia yang tuli, bisu dan buta tidak mampu mengambil manfaat besar petunjuk-petunjuk tersebut. Tuli, bisu dan buta jiwanya. Allah menggambarkan mereka sebagai makhluq yang berderajad rendah, sama dengan hewan atau bahkan lebih rendah.
Allah telah menundukkan kepada kita bagaimana menguasai dan menundukkan berbagai jenis binatang. Tetapi kalau manusia sudah menyimpang dan tidak mau tunduk kepada Allah, maka akan sangat sulit untuk mengatur manusia yang menempuh jalan kerendahan.
Orang tua akan merasa sangat kewalahan mengatur anak-anaknya yang telah bisaa memperturutkan hawa nafsu yang rendah. Maka demikian pula bila hal tersebut sudah membudaya merata didalam tatanan masyarakat dan bangsa.
.
Sesungguhnya binatang (mahluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. (QS. 8:22)
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (QS. 25:43)
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu). (QS. 25:44)
.
tidak ada sesorang yang tidak tertarik dengan memperturutkan bujukan hawa nafsu, kecuali bagi mereka-mereka yang benar-benar berpegang teguh pada jalan-jalan iman dengan tekun dan konsekwen. Dan memang demikianlah ujian kehidupan dari zaman ke zaman. Apalagi di zaman sekarang ini, proses penularan perbuatan jahat sudah sangat-sangat-sangat-sangat-sangat terbuka lebar dan sangat mudah, sungguh merupakan ujian iman yang sangat berat.
.
b. Menganggab indah penyimpangan-penyimpangan dan mengira dapat petunjuk
Suasana hati yang gelap dan tersesat, gelap dari hidayah Allah, sesat dari hidayah Allah, ibarat orang dalam kegelapan kabut yang mentabir hati. Mirip sekali dengan orang yang sedang mabuk dan kecanduan. Semua aktifitasnya diarahkan untuk mendapatkan kepuasan-kepuasan instan yang diangan angankan. Walaupun kadang berakibat rusaknya tubuh bahkan rusaknya jiwa dan raganya.
.
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). (QS. 27:4)
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS. 43:37)
.
Bila manusia sudah memperturutkan bujukan syaitan, maka untuk menghentikan dari penyimpangan tersebut diperlukan kemauan yang sungguh-sungguh, karena disamping mereka telah rusak jiwanya, telah lemah jiwanya. Namun syaitan juga berusaha menghalang-halangi agar manusia tersebut tetap dalam kegelapan dan amat sulit untuk keluar kembali ke jalan yang benar, dan bahkan menampakkan bahwa jalan-jalan sesat yang telah ditempuhnya itu adalah jalan yang benar.
Sebuah generasi yang sudah mempeturutkan hawanafsu membutuhkan penanganan yang lebih sulit dan lebih sangat-sangat sungguh-sungguh, untuk menyadarkan mereka keluar dari berbagai belenggu syahwat, belenggu syaitan, jebakan-jebakan syaitan.
Betapa sudah sangat-sangat jelas sebab-sebab rusaknya akhlaq manusia di suatu zaman. Demikian pula rusaknya kedamaian dan kerukunan kehidupan di dunia ini. Bila manusia mau kembali kepada Allah dan bertekun mengikuti jalan-jalan petunjuk Allah, pasti mereka akan menemukan kembali jalan kemuliaan menuju jiwa yang mulia, jiwa yang damai dan bersaudara.
Sebaliknya bila manusia sudah tergelincir kepada budaya-budaya yang dimurkai oleh Allah, menekuni jalan-jalan kelezatan ragawi dengan melampaui batas, maka manusia akan terbelenggu dengan sifat-sifat buruk dan sifat-sifat merusak. Dan retaklah persaudaraan dan kedamaian antar umat manusia. Termasuk pula di dalamnya manusia akan kehilangan kepribadian teposeliro dan kehilangan watak mulia dari dalam dirinya.
Mestikah kita harus kembali menelusuri jalan-jalan kemiskinan harta, agar kita dapat kembali merenungi arti hidup dan kehidupan ???, apakah yang musti kita tambahkan dalam diri kita ??? agar dalam zaman yang hingar bingar dan serba cepat seperti ini kita tetap dapat menjadi manusia-manusia yang memiliki teposeliro yang tinggi juga sopan santun yang terwujud dalam akhlaq sehari-hari,
Manusia tetap saja manusia yang mempunyai rasa (jiwa keimanan) yang harus diunggulkan keutamanya dibanding benda-benda mati lainnya, walaupun benda mati itu berupa sebuah komputer super cerdas atau peralatan super canggih, tetap saja hanya manusia yang dapat memiliki kemampuan untuk memiliki teposeliro dan bersopan santun yang tinggi. Dan itulah keunggulan manusia atas makhluq yang lainnya. Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment