Pages

Ads 468x60px

Monday 30 April 2012

Sistem Pengapian CDI

Fungsi Komponen Sistem Pengapian CDI



1. Baterai
Fungsi baterai pada kendaraan harus bisa mengikuti kondisi kendaraan, sehingga :
  1. Dapat mensuplai semua peralatan listrik pada kendaraan.
  2. Apabila sistem pengisian rusak, dapat berfungsi sebagai sumber arus listrik saat berjalan.
  3. Mengatur keseimbangan output sistem pengisian dan beban pemakaian.
Terpenting fungsi baterai adalah menghidupkan mesin secara optimal.



2. Kunci Kontak
Fungsi utama kunci kontak adalah untuk menghubungkan dan memutus arus/tegangan pada sistem pengapian, dari baterai ke rangkaian primer pengapian. Pada kunci kontak terdapat beberapa terminal yang berfungsi untuk menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke komponen pengapian. Untuk mobil produk Jepang : B,IG,ST dan ACC, untuk produk Eropa : 30,15, 50.
Fungsi terminal itu adalah :
  • B / 30 ( Baterai ) untuk arus / tegangan dari baterai.
  • IG/ 15 (Ignition ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke ignition ( Coil + ).
  • ST / 50 (start) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater ( T.50 )
  • ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil, contoh tape mobil ( sound system ).
Selain itu, juga berfungsi sebagai pengaman pada rangkaian pengapian otomotif.


3. Igniton Coil
Ignition coil berfungsi untuk merubah tegangan rendah dari menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan loncatan bunga api pada busi. Di dalam ignition coil ini terdapat dua kumparan primer dan sekunder.
Kumparan primer berfungsi untuk merubah tegangan baterai 12 V menjadi tegangan 100-400 V.

4. Unit Pemutus Arus
CDI (Capasitife Discharge Ignition) merupakan perangkat elektronik pada sistem pengapian untuk menggantikan keberadaan platina. Di samping tidak memerlukan penyetelan, CDI mampu menghasilkan tegangan yang lebih besar dan stabil, serta tidak meninggalkan endapan karbon.
Pemutus arus pada sistem CDI menggunakan Thyristor (SCR), yang mempunyai 3 terminal, yaitu : anoda (+), katoda (-), dan gerbang (gate). Thyristor (SCR) akan berfungsi apabila tegangan tertentu mengalir pada gerbang (gatenya). Sekali thyristor berfungsi, tidak diperlukan lagi tambahan tegangan pada gerbang gatenya dan karakteristiknya menjadi diode biasa.




5. Distributor
Fungsi distributor adalah :
  • Menghubungkan dan memutuskan arus pada rangkaian primer sehingga ignition coil menghasilkan tegangan tinggi (bagian pemutus arus).
  • Menjadikan tepatnya waktu pembangkitan tegangan tinggi sesuai dengan putaran mesin (bagian centrifugal advance dan vacum advance).
  • Meneruskan arus bertegangan tinggi pada busi sesuai dengan urutan pengapiannya (Firing Order)



6. Busi
Busi merupakan salah satu komponen sistem pengapian yang dapat meloncatkan bunga api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di akhir langkah kompresi. Busi mempunyai dua elektroda, yakni elektroda tengah dihubungkan ke terminal busi, dan elektroda samping yang dihubungkan dengan massa.
Penting ! Busi harus dapat meloncatkan bunga api melalui celah; percikan api akan terbangkit dan pembakaran terjadi. Inilah tujuan akhir Sistem Pengapian.





Cara Kerja Komponen Sistem Pengapian CDI


1. Baterai
Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian, hal itu disebabkan plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat kutub negatip membangkitkan hidrogen. Pada proses elektrolisa air, volume elektrolit menurun, sehingga membutuhkan pengisian kembali.




2. Kunci Kontak
Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang kita inginkan. Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan kelistrikan pada rangkaian pengapian sehingga memfungsikan komponen.
Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen pengapian :
  • ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil, contoh tape mobil ( sound system ).
  • OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.
  • ON / IG menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke ignition ( Coil + ).
  • ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater ( T.50 ) sehingga motor stater akan berputar menggerakkan mesin.





3. Igniton Coil
Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut:
Komponen ini meningkatkan tegangan baterai (12V) untuk membangkitkan tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk pengapian. Primary dan secondary coil diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan secaraintermittent ke primary coil, terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil.
Koil pengapian dapat membangkitkan tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan koil. Tegangan tinggi pada Pengapian CDI adalah pada saat arus dari kapasitor dengan cepat mengalir ke kumparan primer.




4. Unit Pemutus Arus
Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang akan menimbulkan arus listrik AC. Arus akan diterima oleh CDI unit dengan besar tegangan antara 100-400volt. Arus AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode dan disimpan oleh capasitor di unit CDI.




5. Distributor
Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui urutan pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat beberapa komponen yang menjadi satu mempunyai fungsi tersendiri.
Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
  1. Kelompok kontak point/pemutus arus  yaitu Unit CDI dan komponen didalamnya.
  2. Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.
  3. Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan tinggi.
Penting ! Semua komponen mekanis dan elektronik yang bekerja didalamnya selalu berkaitan dengan putaran mesin.





6. Busi
Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat tegangan tinggi dari Ignition Coil untuk dapat melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi ini menimbulkan bunga api dan suhu tinggi di antara elektroda tengah dan massa busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan. Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu yang lama, meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan tekanan.





No comments:

Post a Comment