Pages

Ads 468x60px

Wednesday 1 August 2012

Cara Menggunakan Multimeter


Multi meter merupakan alat sistem kelistrikan yang mempunyai multi fungsi yaitu untuk
1)    Mengukur arus atau Amper meter
2)    Mengukur tegangan atau Volt meter
3)    Mengukur tahanan  atau Ohm meter
Karena kemampuan sebagai  Amper meter (A) ,  Volt meter (V) dan  Ohm meter (O) maka alat ini juga sering disebut AVO meter. 

Model multi meter yang banyak digunakan ada dua, yaitu model analag dan model digital. Model analog menggunakan jarum penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan angka hasil pengukuran.

Model Multi Meter

Multimeter Analog
Multi meter analog merupakan multi meter dengan penunjukan jarum ukur, multi meter jenis ini  pada saat ini banyak digunakan karena harganya lebih murah, namum pembacaan hasil ukur lebih sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak.
Bagian-bagian multi meter analog dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
 
Gambar  Multi Meter Analog

Menggunakan Multi meter Analog
1) Mengukur Arus Listrik
Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a) Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa multi meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.
b) Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar
c) Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20 A. Contoh melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.

Langkah mengukur 
a) Putar selector ukur kearah 250 mA
b) Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip  baterai
c) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.
Menggunakan Amper Meter

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 3, maka besar arus yang mengalir adalah  3 x 10 = 30 mA.

2) Mengukur Tegangan
a) Mengukur Tegangan DC
Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC.  Besar tegangan DC yang mampu diukur adalah 0 – 500 Volt DC.  Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V,  50 V dan 500 V.  Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal mengukur tegangan baterai 12V  DC maka pilih skala 25V DC.
(2) Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.
(3) Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian
(1) Putar selector ukur kearah 25 V DC.
(2) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip  baterai.
(3) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.
 
Gambar Menggunakan Volt Meter

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 12 V DC

b) Mengukur Tegangan AC
Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri dari 10 V, 25 V,  250 V dan 1000 V.  Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
(2) Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar
(3) Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.

Langkah mengukur tegangan listrik
(1) Putar selector ukur kearah 250 V AC
(2) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok ukur hitam (-)  pada lubang sumber listrik.
(3) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.

  Gambar Menggunakan Volt Meter Mengukur Tegangan AC

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 10, maka besar tegangan sumber listrik adalah  10x 10 = 100 Volt AC.  Bila tegangan jaringan seharusnya 220 V, maka terjadi penurunan tegangan pada sumber listrik.

3) Mengukur tahanan
Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a) Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur, misal mengukur tahanan  220 Ω  maka pilih skala 1 X,  tahanan  800 Ω menggunakan 10 X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.
b) Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol).
c) Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas komponen saat melakukan pengukuran.   
Gambar Mengukur Tahanan Lampu

Langkah mengukur tahanan
a) Putar selector ukur kearah 1X Ω.
b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.
c) Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.
d) Baca hasil pengukuran.
Gambar Mengukur Tahanan

Hasil pengukuran menunjukan besar tahanan adalah 9 Ω
Bila posisi pengukuran pada 10 X, maka hasil diatas dikalikan 10, sehingga 9 x 10 = 90 Ω.

Multi Meter Digital
Multi meter digital pada saat ini lebih banyak digunakan karena hasil lebih akurat dan pembcaan lebih mudah. Pada multi meter digital terdapat sekala ukur dengan tulisan M (Mega), K (Kilo), m (milli), U (mikro).  Cara menggunakan multimeter digital sama dengan multi meter analog. Contoh penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
 
Mengukur kebocoran listrik rangkaian    
Mengukur kebocoran tegangan baterai

Mengukur tegangan output terminal relay  
 
Mengukur tahanan terminal relay

Gambar Menggunakan Multimeter Digital

3 comments: