Outbound Training Programme adalah program yang dirancang bagi organisasi, perusahaan atau sekolah-sekolah yang ingin meningkatkan atau membangun sikap kepemimpinan dan kerjasama kelompok dalam diri karyawan dalam suatu perusahaan atau siswa suatu sekolah atau anggota dalam suatu organisasi.
Kegiatan Outbound Training dilakukan di alam terbuka, ini akan membuat kegiatan outbound menjadi lebih menyenangkan dan juga penuh tantangan, sehingga karyawan atau siswa yang mengikuti kegiatan outbound tidak merasa tertekan dan jenuh dengan program outbound tersebut.
Tujuan Kegiatan Outbound :
- Menumbuhkan sikap kepemimpinan dan keberanian dalam mengambil keputusan
- Meningkatkan sportifitas yang dapat diterapkan dalam kegiatan kerja sehari- hari
- Meningkatkan motifasi dalam kerjasama kelompok.
- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
- Menumbuhkan komitmen pada norma yang disepakati
- Menumbuhkan semangat berkompetisi dalam konteks untuk mencapai tujuan bersama
- Membangun sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan permasalahan kerja
- Melatih membuat perencanaan yang matang dan koordinasi tim yang rapi
- Melatih kemampuan mengambil keputusan yang efektif dalam situasi sulit
Berikut kami berikan contoh model - model outbond sederhana, selanjutnya bisa dikembangkan di qobilahnya masing - masing semoga bermanfaat.
Dalam setiap akan memulai sebuah outbound, hendaklah diberikan pengantar atau penjelasan kepada para peserta agar peserta dapat mengikuti serangkaian outbound yang diberikan sehingga tujuan dari pengadaan paket - peket outbound tersebut dapat tercapai secara maksimal, disamping itu agar dalam pelaksanaannya nanti resiko kecelakaan dapat terminimalisir.
1. Pembentukan Kelompok
Senandung (Hamming)Tujuan : Mendorong tejadinya interaksi yang intensif dan menyadarkan perlunya kerjasama.
Media : Potongan lagu anak-anak/ yang lain, contoh balon, naik kepuncak gunung, pelangi, dll
Langkah-langkah :
Fasilitator menjelaskan nama pemainan ini yaitu hamming (senandung).
Fasilitator membagikan potongan lagu dalam gulungan kertas pada semua peserta dengan satu lagu yang tidak sama untuk peserta.
Peserta diminta melihat dengan baik dan menyimpan kertas yang berisi potongan lagu itu, dan tidak boleh memberitahukan potongan lagu itu pada peserta lain.
Semua peserta diminta untuk bersenandung sesuai dengan potongan lagu dalam kertas, dan mencari yang senandungnya sama. Peserta yang mempunyai senandung sama diminta berkelompok.
Evaluasi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana perasaan peserta pada waktu mencari senandung yang sama?
Bagaimana perasaan peserta yang tidak mendapatkan kelompok?
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok.
2. Perkenalan
Ball Game
Tujuan : Pengenalan diri, dii orang lain, pengembangan diri termasuk pengembangan mental yang berorientasi mutu dan motivasi diri.
Media : Bola karet
Langkah-langkah :
Tahap I
Fasilitator menjelaskan aturan permainan yaitu esensi permainan ini adalah menyebutkan nama, pada tahap pertama setiap peserta akan mendapatkan lemparan bola (satu peserta hanya satu kali menyentuh bola).
Peserta yang mendapat bola melemparkan bola pada peserta lain dengan cara menyebut nama sendiri dan nama tujuan peserta yang akan diberi bola (Dzikron – Burhan).
Peserta yang terakhir menerima bola melempar kepada fasilitator yang berbeda di tengah lingkaran.
Tahap II
Esensi permainan ini tetap menyebutkan nama, satu peserta satu kali menyentuh bola.
Bagi peserta yang menerima bola mengucapkan terima kasih kepada penberi bola. Kemudian melempar bola kepada peserta lain dengan menyebut nama sendiri dan nama peserta lain yang akan diberi bola (terima kasih Dzikron, Burhan – Rio)
Peserta terakhir menerima bola, melempa pada fasilitator yang berada ditengah lingkaran.
Tahap III
Esensi pemainan ini adalah menyebutkan nama dan setiap peserta hanya satu kali menyentuh bola, hanya pada tahap ini peserta dituntut untuk bekeja dengan kecepatan tinggi
Fasilitator memberikan waktu untuk diskusi peserta akan diperoleh cara yang paling cepat
Catatan : Pada tahap fasilitator memberi hukuman baik untuk kelompok atau individu setiap tejadi kesalahan.
Evaluasi dan Refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana kesan peserta terhadap kelompok ini dan pserta lain?
Apakah semua peserta sekarang sudah dapat mengenal peserta lain?
(Fasilitator dapat mengembangkan evaluasi pada pengembangan diri. pengembangan mental yang berorientasi pada mutu dan motivasi diri).
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok.
Media : Bola karet
Langkah-langkah :
Tahap I
Fasilitator menjelaskan aturan permainan yaitu esensi permainan ini adalah menyebutkan nama, pada tahap pertama setiap peserta akan mendapatkan lemparan bola (satu peserta hanya satu kali menyentuh bola).
Peserta yang mendapat bola melemparkan bola pada peserta lain dengan cara menyebut nama sendiri dan nama tujuan peserta yang akan diberi bola (Dzikron – Burhan).
Peserta yang terakhir menerima bola melempar kepada fasilitator yang berbeda di tengah lingkaran.
Tahap II
Esensi permainan ini tetap menyebutkan nama, satu peserta satu kali menyentuh bola.
Bagi peserta yang menerima bola mengucapkan terima kasih kepada penberi bola. Kemudian melempar bola kepada peserta lain dengan menyebut nama sendiri dan nama peserta lain yang akan diberi bola (terima kasih Dzikron, Burhan – Rio)
Peserta terakhir menerima bola, melempa pada fasilitator yang berada ditengah lingkaran.
Tahap III
Esensi pemainan ini adalah menyebutkan nama dan setiap peserta hanya satu kali menyentuh bola, hanya pada tahap ini peserta dituntut untuk bekeja dengan kecepatan tinggi
Fasilitator memberikan waktu untuk diskusi peserta akan diperoleh cara yang paling cepat
Catatan : Pada tahap fasilitator memberi hukuman baik untuk kelompok atau individu setiap tejadi kesalahan.
Evaluasi dan Refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana kesan peserta terhadap kelompok ini dan pserta lain?
Apakah semua peserta sekarang sudah dapat mengenal peserta lain?
(Fasilitator dapat mengembangkan evaluasi pada pengembangan diri. pengembangan mental yang berorientasi pada mutu dan motivasi diri).
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok.
3. Pemecah KesunyianGoyang AngkaTujuan : Menjadikan suasana yang sudah lelah menjadi sebuah semangat baru.
Media : Kita ingat saja tanggal pada saat melakukan permainan itu, misal 12 Agustus 2008
Langkah-langkah :
Fasilitator menanyakan biasanya menulis pakai apa?
Pasti peserta akan menjawab pakai pensil/ bolponit/ juga spidol
Pada saat itu Fasilitator meminta pada saat itu menulis pensil/ bolponit/ pun spidol tetapi memakai pantat.
Pesera diminta untuk berdiri sambil menaruh tangannya dipinggang. Kemudian secara bersama-sama mempraktekkan menulis angka 12 08 2008 sambil mengucapkan angka-angka tadi.
Evaluasi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Fasilitator menanyakan terhadap peserta yang tertawa.
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya semangat baru untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
4. Mentalitas
Tustfall (Jatuhan dengan Pecaya Diri)Tujuan : Menumbuhkan rasa percaya diri peserta pada diri sendiri maupun pada diri peserta lain, sehingga sebuah kekompakan kelompok.
Langkah – langkah :
Tahap I
Semua peserta mencari pasangan (pa/pa dan pi/pi).
Peserta pertama mengambil sikap jatuh lurus kebelakang, peserta kedua mengambil sikap kuda – kuda untuk menerima jatuhan dengan kedua tangannya.
Peserta pertama (di depan) memberi aba – aba “siap”, peserta kedua (di belakang) menjawab dengan perintah “ jatuh”.
Kemudian diulang – ulang dan dibalik untuk setip peserta.
Tahap II
Peserta terdiri dari tiga orang , stu peserta mengambil sikap jatuh dan dua peserta lainya mengambil sikap menerima jatuhan.
Aba – aba peserta sama dengan tahap I, tiga orang bergantian mengambil sikap jatuh.
Tahap III
Disiapkan tempat jatuhan dari ketinggian tetentu (missal meja).
Seorang peserta mengambil sikap jatuh dari meja, sedang anggota kelompok yang lain siap menerima jatuhan.
Aba – aba dalam permainan ini tetap sama, hanya perintah jatuh ditunuk untuk salah seoang peserta.
Evalusi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan ini ?
Mengapa ada peserta yang takut jatuh, fasilitator dapat mengembangkan kearah pembahasan pada rasa pecaya diri pada diri sendiri, orang lain dan kelompok.
5. Kerjasama
Spider Web (Jaring laba – laba)
Tujuan : Dapat bekerja sekalipun dibawah tekanan dan dapat membangun kelompok secara aktif. Sekaligus memberi kesempatan secara kelompok untuk menetapkan komitmen sesuai dengan tujuan hidup yang telah dibuat untuk masa depannya.
Langkah – langkah : Peserta dihadapkan pada jarring laba – laba yang terbuat tali, dengan lubang bervariasi. Sebelum melakukan ditunjuk dua orang satu orang menjadi orang buta dan satu orang lan sebagai orang bisu.
Sebagai peserta harus memasuki jaring laba – laba tanpa menyentuh tali.
Setiap peserta hanya boleh memasuki satu lubang.
Begitu dengan cara kerjasama sampai semua peserta berhasil melewati jaring laba – laba.
Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.
Langkah – langkah : Peserta dihadapkan pada jarring laba – laba yang terbuat tali, dengan lubang bervariasi. Sebelum melakukan ditunjuk dua orang satu orang menjadi orang buta dan satu orang lan sebagai orang bisu.
Sebagai peserta harus memasuki jaring laba – laba tanpa menyentuh tali.
Setiap peserta hanya boleh memasuki satu lubang.
Begitu dengan cara kerjasama sampai semua peserta berhasil melewati jaring laba – laba.
Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.
5. Kepemimpinan
Kereta Manusia ButaTujuan : Dapat merasakan menjadi seorang pemimpin dan menjadi orang yang dipimpin
Langkah – langkah :
Fasilitator membuat arena kereta
Peserta diminta untuk menutup matanya dan salaing memegang bahu teman yang ada didepannya, kecuali yang belakang
Peserta yang paling belakang yang tidak ditutup matanya, menomando semua anggotanya dengan cara bila arena belok kanan, bahu kanan teman didepannya ditepuk sekali dan dilanjutkan sampai pada peserta yang paling depan untuk melangkah sesuai dengan instruksi dari belakang. Bila arena belok kanan ditepuk bahu kiri teman didepannya dan dilanjutkan sampai pada peserta yang paling depan untuk melangkah sesuai dengan instruksi dari belakang. Dalan bila arena lurus maka instruksinya di tepuk kedua duanya sekali.
Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.
No comments:
Post a Comment